Artikel
Sejarah Desa Selaganggeng
Desa Selaganggeng merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Desa ini memiliki sejarah panjang yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, meskipun belum ada catatan tertulis yang menjelaskan asal-usulnya secara pasti. Sebagian besar kisah mengenai desa ini berasal dari cerita lisan masyarakat.
Nama “Selaganggeng” berasal dari dua kata dalam Bahasa Jawa, yaitu “sela” yang berarti batu dan “ganggeng” yang berarti lumut. Berdasarkan cerita warga, pada zaman dahulu terdapat sebuah batu berlumut yang dianggap keramat. Batu ini dipercaya menjadi tempat bertapa dan memiliki bentuk menyerupai rumah-rumahan kecil. Oleh masyarakat sekitar, batu tersebut dijadikan simbol penting yang akhirnya menginspirasi penamaan wilayah menjadi Selaganggeng, atau dalam arti harfiah berarti batu berlumut.
Keberadaan Desa Selaganggeng dipercaya telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram. Saat itu, masyarakat sudah mulai membentuk permukiman dan menjalankan kehidupan secara sederhana dengan mengandalkan alam sekitar. Desa ini mulai dikenal secara luas pada masa kepemimpinan Mbah Sandimeja, seorang tokoh yang sangat dihormati di wilayah Mrebet. Beliau diyakini sebagai sosok yang mengkeramatkan batu berlumut tersebut dan menjadi kepala desa yang sangat disegani karena kebijaksanaan dan kewibawaannya.
Setelah Mbah Sandimeja, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Sumaryo. Namun, dalam masa kepemimpinannya, perkembangan desa tidak sebaik pada masa ayahandanya. Kondisi semakin sulit ketika Sumaryo jatuh sakit sehingga tidak mampu menjalankan tugas sebagai kepala desa. Karena situasi darurat tersebut, jabatan kepala desa tidak diisi melalui pemilihan langsung, melainkan ditunjuk oleh pihak kecamatan. Muhammad Triyono kemudian dipercaya untuk menjabat sementara. Ia bertugas selama satu tahun untuk menata kembali sistem pemerintahan desa dan mempersiapkan proses pemilihan kepala desa yang baru.
Melalui proses pemilihan, Sudiyo terpilih menjadi kepala desa dan memimpin selama sepuluh tahun. Setelah masa jabatannya berakhir, ia berhenti secara terhormat dan kepemimpinan desa dilanjutkan oleh Sugiastuti. Ia menjabat selama delapan tahun, namun masa kepemimpinannya tidak menunjukkan banyak perubahan signifikan dalam pembangunan desa.
Kondisi desa mulai mengalami kemajuan pada masa kepemimpinan Sujatmo. Di bawah kepemimpinannya, berbagai fasilitas umum mulai dibenahi, seperti perbaikan jalan desa, renovasi kantor kepala desa, serta penataan tempat ibadah seperti masjid. Masa ini menjadi titik penting dalam pembangunan infrastruktur desa.
Kepala desa saat ini adalah Uut Trias Yanuar, yang melanjutkan estafet kepemimpinan dengan membawa semangat pembangunan yang berkelanjutan. Di bawah kepemimpinannya, Desa Selaganggeng terus berbenah dan berkembang, baik dari sisi pelayanan publik, pembangunan fisik, maupun pemberdayaan masyarakat.
Sejarah Desa Selaganggeng adalah cerminan perjalanan panjang masyarakatnya dalam menjaga nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan semangat gotong royong. Meskipun banyak hal yang belum tercatat secara resmi, ingatan kolektif warga desa tetap menjadi sumber penting dalam merawat identitas dan warisan leluhur yang membentuk desa hingga seperti sekarang ini.
Semarak Posyandu di Desa Selaganggeng: Mahasiswa KKN Dampingi Layanan Kesehatan untuk Semua Usia
Pengumuman Penetapan Hasil Seleksi KPPS Pilkada 2024
Pelatihan Las di Desa Selagangeng
Ayam Bakar Mas Be Pasti Enak, Sensasi Rasa yang Menggugah Selera
Peluang Bisnis Menjanjikan di Era Sehat dengan Usaha Susu Kedelai
UMKM Kenalpot: Ladang Usaha Menjanjikan di Tengah Pertumbuhan Industri Kendaraan
Budaya Gotong Royong Dan Kearifan Lokal dalam Tradisi Mretelung di Desa Selaganggeng
Wisata Religi Masjid Jami Piti Muhammad Cheng Hoo di Desa Selaganggeng, Purbalingga
Pemberian Makanan Tambahan Bagi Balita Stunting
Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

